Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL SAINS & ENTREPRENEURSHIP V 2018

Font Size: 
Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Samin Kabupaten Bojonegoro
Cicilia Novi Primiani, Nasrul Rofiah Hidayati, Naning Sugiarti

Last modified: 2018-11-07

Abstract


Suku Samin adalah suku asli Bojonegoro, terletak di tengah hutan jati Kabupaten Bojonegoro, sejak dahulu telah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan pengobatan untuk segala macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara manusia dengan tumbuhan yang ada di sekitar lingkungannya. Penelitian dilakukan secara diskriptif, dengan observasi terhadap berbagai jenis tumbuhan obat serta manfaatnya berdasarkan hasil wawancara masyarakat suku Samin. Hasil analisis data penelitian menunjukkan terdapat 20 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat suku Samin, yaitu Ciplukan (Physalis minima L.), Kencur (Kaempferia galanga L.), Kumis kucing (Orthosiphon Aristatus (Bl.) Miq.), Kelor (Moringa oleifera, Lamk.), Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Nees.), Sirih (Piper betle L.), Simbukan (Paederia scandens (Lour.) Merr.), Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Swartz), Mahoni (Swietenia macrophylla King.), Kemangi (Ocimum sanctum L.), Meniran (Phylanthus urinaria L.), Pacar air (Lawsonia inermis L), Alang-alang (Imperata cylindrica var. major (Nees) C. E. Hubb.), Tapak liman (Elephantopus scaber L.), Kunyit (Curcuma Longa Linn), pepaya gantung (Carica papaya), jahe(Zingiber offocinale Rose), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), beluntas (Pluchea indica), asam (Tamarindus indica )Sejumlah 70% masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat sebagai bumbu masak, 50% sebagai ritual Jawa, 90% dibudidaya pekarangan rumah, dan 30% masyarakat memakai obat modern. Diperlukan adanya konservasi tumbuhan obat untuk melestarikan pengetahuan lokal masyarakat sebagai sebuah kebudayaan yang mencerminkan dalam realitas kehidupan.

Kata kunci : etnobotani, tumbuhan obat, suku Samin.

Full Text: PDF