Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR HASIL-HASIL PENELITIAN 2015

Font Size: 
MEMBACA “TETENGER” MENGUNGKAP JEJAK MAJAPAHIT: PENEMUAN SITUS PELAWANGAN, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR
Mulyadi Mulyadi, Sigit Haryadi

Last modified: 2016-01-24

Abstract


Kerajaan Majapahit adalah kerajaan HinduBuddha terbesar di Nusantara. Pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (13501389 M) dan Mahapati Gadjah Mada, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Pada masa itu, Majapahit hampir menguasai seluruh wilayah kepulauan Nusantara. Sebagai kerajaan besar, Majapahit seharusnya banyak meninggalkan bangunan monumental sebagai wujud dari eksistensinya. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit bangunan peninggalan Majapahit yang berhasil ditemukan. Fenomena ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang menarik: Apakah situs Majapahit terpendam atau sengaja dipendam? Tulisan ini mengkaji dan menganalisis tandatanda khusus (tetenger) untuk menemukan jejak peninggalan Majapahit. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi serta wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa banyak situs Majapahit yang sengaja dipendam atau disembunyikan. Dengan memecahkan arti/makna dari tetenger yang wujudnya sangat beragam, mulai dari cerita rakyat, nama dusun/tempat, hingga pohon atau batu, beberapa situs Majapahit dapat ditemukan. Salah satunya adalah situs Pelawangan. Di situs ini ditemukan sekitar 20an titik candi yang sengaja dipendam oleh leluhur pada masa Majapahit. Penemuan situs Pelawangan memiliki arti penting bagi eksplorasi jejak Majapahit. Pelawangan merupakan sebuah pintu gerbang yang mengarahkan ke pusat pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan Majapahit. Dengan mengkaji situs Pelawangan, beberapa situs lain yang diduga sebagai alunalun, kraton, komplek pendidikan, dan pusat pelabuhan Majapahit berhasil ditemukan.

Kata kunci: Majapahit, Tetenger, Pelawangan


Full Text: 576-586