Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN KONSELING 2016

Font Size: 
Konseling Sebaya: Prospek dan Tantangannya
Adi Atmoko

Last modified: 2017-04-10

Abstract


Remaja mestinya telah memutuskan hakikat „siapa dirinya‟, yakni memiliki sense of identity yang berwujud dalam kesadaran tentang ke-unik-an (uniqueness) danke-sama-an (sameness) baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain,kemantapan dirinya ke arah masa depan, dan pengakuan (recognition) dari oranglain. Secara lebih konkrit, seharusnya ia merasa senang dan “kerasan” dalam diridan dalam lingkungan sosialnya, tahu tujuan atau arah masa depannya danmendapat pengakuan berupa peran tertentu dari orang lain di lingkungannya.Namun, dalam proses tersebut, para remaja pada umumnya sedang mengalamikrisis identitas. Krisis itu seringkali disertai dan dikacaukan oleh gejolakperasaan yang ekspresinya tidak disetujui oleh lingkungan, mekanismepertahanan diri akibat reaksi negatif dari lingkungan, sikap putus asa dan tidakada bantuan dari lingkungan. Dalam kondisi tersebut, para orang dewasatermasuk guru dan guru BK di sekolah seringkali telah disibukkan oleh berbagaitugas mereka. Oleh karena itu, perlulah suatu jenis bantuan yang bisa dilakukanoleh teman sebaya. Teman sebaya yang telah dilatih memiliki potensikeberhasilan bantuannya karena faktor pengaruh yang lebih kuat daripadaorang dewasa dan kedekatan jarak antar mereka. Tulisan ini mencoba untukmenguraikan apa, kekhawatiran dan optimisme, kemampuan minimal danpenyiapan, dan kemampuan proses bantuan konseling oleh teman sebaya, atau “konselor” sebaya.

Kata kunci: remaja, konseling teman sebaya


Full Text: 1-14