Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 2013

Font Size: 
Multikulturalisme Eksistensi Tokoh dan Penokohan Novel “Merahnya Merah” Kajian Sastra Dalam Pembelajaran Kreatif
Agus Wismanto

Last modified: 2013-12-13

Abstract


Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya sastra. Multikulturalisme Eksistensi Tokoh dan Penokohan Novel ”Merahnya Merah” : Sebuah Kajian Pembelajaran Sastra sangat menarik untuk dikaji sebagai pembelajaran yang kreatif di sekolah. Tokoh dan penokohan pada novel ”Merahnya Merah” menunjukkan eksistensi multikultural yang menjadikan kita semakin melihat keragaman budaya, golongan, agama, ras, suku yang ditunjukkan oleh oleh tokoh Kita menggambarkan sebagai calon Rahib, pemenggal kepala dimasa perang. Maria mempunyai karakter religius karena menyesali perbuatannya. Fifi tokoh yang menggambarkan jati diri eksistensi lambang cinta. Pak Centeng sangat berbalikan dengan tokoh Kita sebagai tokoh antagonis. Dengan sifat multikulturalisme tentang sastra menjadikan pembelajaran sastra sebagai informasi sekunder ketika membicarakan karya sastra tersebut, sehingga pengajaran sastra menghasilkan nilai-nilai positif pada batin siswa
Kata kunci : Multikulturalisme, eksistensi tokoh dan penokohan, pembelajaran sastra.

Full Text: PDF