Tanaman anggrek Phalaenopsis amabilis merupakan salah satu jenis anggrek alam yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan keunggulan bunga yang indah berbentuk kupu-kupu dan mekar tahan lama tidak mudah layu, sehingga banyak diminati orang untuk diperdagangkan. Oleh karena itu ketersediaan bibit dan bunga menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi yang tepat dalam percepatan pembungaan pada tanaman P. amabilis transgenik yang telah disisipi gen penentu waktu pembungaan Ubipro::PaFT. Metode penelitian ini menggunakan tanaman transgenik pembawa gen Ubipro::PaFT umur 18 bulan setelah penanaman. Tanaman ditumbuhkan pada inkubator dengan pencahayaan menggunakan lampu LED putih dan kombinasi LED putih biru, dengan fotoperiodesitas 8 jam terang 16 jam gelap, suhu 25ºC pada fase terang dan 20ºC pada fase gelap selama 20 minggu. Setelah 20 minggu pertumbuhan tanaman, dilakukan analisis profil protein dengan metode SDS-PAGE untuk mengetahui protein yang diproduksi pada setiap fase pertumbuhan yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi cahaya LED putih dan biru meningkatkan pembentukan daun sebesar 60%, panjang daun 70,58%, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan pada peningkatan jumlah akar, dan belum diperoleh kemunculan infloresen. Analisis profil protein menunjukkan terbentuknya protein dengan ukuran 108,57 kDa, 71,30 kDa, 56,16 kDa, 40,85 kDa, 26,79 kDa, 13,27 kDa, dan 13,12 kDa pada tanaman transgenik, tetapi tidak terdeteksi protein dengan ukuran 19,65 kDa yang sesuai dengan berat molekul protein PaFT, sementara protein dengan ukuran sekitar 56,16 kDa sesuai dengan berat molekul protein fungsional fase vegetatif POH1 (Phalaenopsis Orchid Homeobox1). Hal ini menunjukkan bahwa gen vegetatif POH1 mampu menghambat aktivasi gen PaFT pada tanaman P. amabilis transgenik umur 20 minggu, sehingga tanaman masih dalam fase juvenil dan belum mampu diinduksi untuk berbunga.