Asam galat merupakan senyawa asam fenolik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antibakteri, anti diabetes, dan antioksidan. Akan tetapi asam galat rentan terdegradasi sehingga menyebabkan bioaktivitas asam galat menjadi terbatas. Hal tersebut menjadi alasan dilakukannya teknik enkapsulasi nanopartikel. Salah satu bahan penyalut yang dapat digunakan adalah kitosan. Kitosan merupakan polisakarida alami yang dapat diperoleh melalui proses deasetilasi kitin yang bersifat non-toksik, mukoadhesif, biodegradable dan biocompatible. Selain itu, kitosan memiliki potensi sebagai antibakteri sehingga gabungan asam galat-nanopartikel kitosan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang sinergis. Tahap untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan tahap isolasi kitin dan sintesis kitosan dari cangkang udang, sintesis nanopartikel kitosan, enkapsulasi asam galat dalam nanopartikel kitosan, karakterisasi dan uji aktivitas antibakteri. Hasil yang diperoleh adalah kitin dan kitosan telah berhasil di sintesis dengan nilai derajat deasetilasi kitosan sebesar 89,98%; karakterisasi sintesis nanopartikel kitosan menggunakan SEM menghasilkan morfologi permukaan lebih kecil dan seragam, sedangkan karakterisasi menggunakan PSA menghasilkan 2 mode yaitu mode pertama menunjukkan ukuran partikel rata-rata sebesar 5570 nm dengan volume persentase 79,1% dan mode kedua menunjukkan ukuran partikel rata-rata sebesar 330 nm dengan volume persentase 29,9%, enkapsulasi asam galat dalam nanopartikel kitosan menghasilkan serbuk berwarna putih dengan nilai persentase efesiensi enkapsulasi (%EE) sebesar 41,5% serta uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa enkapsulasi asam galat dalam nanopartikel kitosan dapat meningkatkan daya hambat pertumbuhan bakteri gram positif S. aureus dan bakteri gram negatif E. coli secara signifikan.