Last modified: 2016-09-29
Abstract
Jeruk keprok umumnya lebih disukai karena rasa manis, segar serta kandungan nutrisi yang tinggi seperti vitamin C dan vitamin A. Salah satu jeruk keprok yang sedang giat dibudidayakan kembali adalah jeruk keprok Tawangmangu. Sayangnya saat ini, jeruk keprok Tawangmangu sudah terancam punah, bibit unggulnya sulit untuk di temui, baik di kebun para petani maupun di pasaran. Kelangkaan ini salah satunya di sebabkan oleh adanya Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD). Umumnya tiap tanaman mempunyai respon berbeda terhadap jenis zat pengatur tumbuh (ZPT), zat hara, sumber energi dan senyawa lain yang digunakan dalam kultur in vitro, oleh karena itu dalam penelitian ini akan ditentukan konsentrasi yang tepat antara ZPT dan sumber energi dalam hal ini sukrosa dalam upaya multiplikasi dan induksi tunas jeruk keprok Tawangmangu, sehingga dapat dihasilkan plantlet yang bebas penyakit. Tujuan penelitian ini mengetahui pertumbuhan dan perkembangan jenis eksplan jeruk keprok tawang mangu yang berbeda yang diberi ZPT berupa NAA (1-naphthylacetic acid) dan IBA ( Indole-3-butyric acid) yang ditanam pada medium MS. Parameter yang diamati adalah hari inisiasi kalus dan akar. Hasil penelitian menunjukkan Eksplan ruas batang menghasilkan kalus lebih banyak dibanding eksplan pangkal dan tengah daun, namun semua eksplan belum terinduksi perakaran dan pembentukan plantlet jeruk keprok Tawangmangu pada kultur in vitro.
Kata Kunci : Citrus reticulate Var Tawangmangu, kalus, induksi akar, pertumbuhan, perkembangan