Seminar Universitas PGRI Semarang, sens2

Font Size: 
DISTRIBUSI TEMPERATUR PELEBURAN PARAFFIN SEBAGAI PENYIMPAN KALOR (STUDI KASUS PADA TIPE TUBE-AND-SHELL DAN CONE-AND-SHELL)
Agus Dwi Korawan, Sarjono Sarjono, Ali Achmadi, Eko Sutarto

Last modified: 2016-10-22

Abstract


Penelitian ini bertujuan membandingkan distribusi temperatur peleburan paraffin pada penyimpan kalor  tipe Tube-and-Shell dengan tipe Cone-and-Shell. menggunakan paraffin wax sebagai material penyimpan kalor dan air sebagai fluida pembawa kalor, variasi temperatur inlet adalah  65oC, 70oC, 75oC, 80oC, dan 85oC, debit 103 l/jam, posisi tes module  vertikal. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan distribusi temperatur peleburan paraffin antara kedua tipe penyimpan kalor, pada awal pemanasan terjadi perbedaan temperatur yang signifikan diantara titik titik pengukuran pada tipe cone-and-shell, sedangkan pada tipe tube-and-shell tidak terjadi perbedaan temperatur karena kenaikan temperatur pada titik titik pengukuran terjadi secara seragam. Proses peleburan paraffin wax pada kedua tipe  diawali pada titik pengukuran paling atas dan berturut turut diikuti oleh titik pengukuran dibawahnya sampai pada titik pengukuran paling bawah. Terjadi perbedaan durasi waktu peleburan, dimana pada tipe cone-and-shell lebih cepat dibanding tipe tube-and-shell. Variasi temperatur inlet tidak berpengaruh terhadap profil temperatur, tetapi  berpengaruh pada kecepatan peleburan,  semakin besar temperatur inlet semakin cepat terjadi proses peleburan. Pada tipe cone-and-shell terjadi  konduksi kuat  pada bagian bawah sehingga terjadi perbedaan temperatur yang tajam antara bagian bawah dengan bagian atas, perbedaan temperatur ini akan mendorong paraffin cair bergerak lebih cepat dari bawah ke atas sehingga terjadi aliran konveksi alami lebih besar yang akan mempersingkat waktu peleburan.


Full Text: PDF