Seminar Universitas PGRI Semarang, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Profesionalitas Pendidik di Perguruan Tinggi dan sekolah”

Font Size: 
PROSES BERPIKIR SISWA KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANG BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
Imam Sujadi, Tri Atmojo K, Muhtaron Muhtarom

Last modified: 2012-10-04

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa kelas IX SMP yang berkemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kriteria pemilihan subjek didasarkan pada kelancaran berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan siswa yang berkemampuan matematika rendah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes tertulis dan wawancara berbasis tugas. Analisis data dilakukan berdasarkan data tes tertulis dan data wawancara berbasis tugas. Selanjutnya dilakukan triangulasi metode untuk mendapatkan data subjek penelitian yang valid.

Penelitian ini akhirnya menghasilkan deskripsi sebagai berikut: siswa berkemampuan rendah tidak lengkap dalam memahami masalah karena ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi yang dilakukan. Siswa tidak lengkap menyusun rencana pemecahan masalah karena ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi. Ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi ketika menyebutkan materi prasyarat tetapi alasan materi prasyarat tersebut akan digunakan untuk apa kurang tepat. Sedangkan ketidaksempurnaan proses akomodasi terjadi ketika siswa tidak mampu membuat membuat kaitan untuk mencari panjang DG (DG merupakan salah satu sisi dari trapesium AEDG) dengan benar akibatnya siswa tidak dapat membuat rencana pemecahan masalah dengan benar. Ketidaksempurnaan proses asimilasi dan akomodasi ketika siswa membuat rencana pemecahan masalah, mengakibatkan siswa tidak dapat menjawab masalah dengan benar. Artinya dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah, siswa tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi. Dalam memeriksa kembali hasil pemecahan, siswa tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi.

 

Kata kunci: proses berpikir, masalah matematika, pemecahan masalah.