Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Rubrik “Calon Pengarang” Majalah Jayabaya: Penguatan Literasi Bahasa Jawa di Ruang Publik
Sri Sulistiani

Last modified: 2018-03-12

Abstract


Bahasa daerah sebagai bahasa ibu mengalami pergeseran dalam pengenalan kepada anak-anak. Bahasa Jawa khususnya disebagian keluarga bukan merupakan bahasa pertama, tetapi bergeser menjadi bahasa kedua yang dipelajari di sekolah. Artinya, anak tidak dikenalkan bahasa pertama bahasa Jawa, tetapi bahasa Indonesia. Kondisi tersebut mengakibatkan pembelajaran bahasa Jawa sebagai muatan lokal kurang optimal. Seiring dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khusus untuk pembelajaran bahasa Jawa, majalah Jaya Baya dalam rubrik “Calon Pengarang” memberikan ruang untuk siswa SD-SMP yang sederajat untuk mengirimkan karangannya, baik cerita, puisi, ataupun laporan kegiatan. Permasalahan yang muncul berkaitan literasi pada rubrik “Calon Pengarang” (1) Bagaimanakah pengembangan topik atau tema karangan? (2) Bagaimanakah penggunaan ragam bahasa Jawa?; (3) Bagaimanakah kesalahan yang terjadi dalam penulisan bahasa Jawa? Dengan analisis deskriptif, hasil kajian ini memberikan masukan kepada siswa, guru, dan masyarakat tentang kondisi pembelajaran bahasa Jawa saat ini. Guru dalam hal ini diharapkan dapat membimbing siswa agar menulis dengan bahasa Jawa yang lebih baik, sementara orang tua atau masyarakat diharapkan turut memikirkan cara agar anak-anak tetap bersemangat mempelajari bahasa Jawa.

Kata kunci: rubrik calon pengarang, literasi, bahasa Jawa, ruang publik

 

Abstract

Regional languages as mother tongue experience a shift in the introduction to children. Javanese language in particular in part of the family is not the first language, but shifted to the second language learned in school. That is, children are not introduced the first language of Java, but the Indonesian language. These conditions resulted in learning Java language as local content is less than optimal. Along with the School Literacy Movement, specifically for learning Javanese language, Jaya Baya magazine in the rubric "Calon Pengarang" provides space for elementary students of junior high school equivalent to send karanganya, either story, poetry, or activity reports. Problems that arise related to the literature on the rubric "Prospective Author" (1) How to develop the topic or theme of the essay? (2) How is the use of the Javanese language variety?; (3) How is the error in writing the Java language? With descriptive analysis, the results of this study provide input to students, teachers, and the community about the current state of Javanese learning. Teachers in this case are expected to guide students to write with better Javanese language, while parents or the community is expected to help think about how to keep children eager to learn the Java language.

Keywords: Calon Pengarang’s rubric, literacy, Javanese language, public space


Full Text: PDF