Bahasa Bugis di awal abad ke-21 ini terus-menerus mengalami pelemahan di tengah-tengah masyarakatnya, baik dari segi jumlah penuturnya, maupun fungsinya sebagai media komunikasi. Segi pembelajarannya, bahasa Bugis tidak lagi menjadi mata pelajaran mulok di sekolah-sekolah. Meskipun masih ada beberapa sekolah yang tetap bertahan mengajarkan bahasa Bugis, namun bahan-bahan pembelajarannya masih bertumpu pada keterampilan berbahasa; sementara itu aspek budaya masih kurang diperhatikan. Paper ini menjelaskan situasi terkini bahasa Bugis dan menghubungkannya strategi pembelajarannya yang mengombinasikan pembelajaran bahasa dengan pengenalan dan internalisasi nilai-nilai budaya. Kajian ini bersifat kualitatif yang berdasarkan pada sumber datanya yang diramu dari hasil penelitian survai dan didukung oleh data penelitian, buku-buku, dan jurnal ilmiah. Hasil kajian mengungkapkan bahwa kondisi bahasa Bugis mengalami pelemahan kedudukan fungsi bagi masyarakatnya memerlukan strategi dalam pembelajarannya, baik aspek metode, maupun subtansi materinya. Alokasi waktu mata pelajaran bahasa daerah (Bugis-Makassar) yang sangat kurang, sehinghga memerlukan sebuah desain dan strategi pembelajaran bahasa yang mengombinasikan aspek sastra dan budaya sebagai media untuk mengukuhkan keraifan lokal, menguatkan literasi bangsa, serta menanamkan nilai-nilai budaya positif kepada anak didik.

Kata kunci: bugis, bahasa, pembelajaran, strategi