Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Teknologi Bukan Musuhmu! Diseminasi Bahasa Jawa Melalui Ruang Kekinian
Krisna Pebryawan

Last modified: 2018-03-12

Abstract


Era digital yang semakin hari semakin bertambah maju memberikan dampak bagi perubahan hidup (revolusi peradaban) manusia. Seluruh stakeholder pendidikan tidak bisa mengelak akan datangnya gelombang digital. Guru sebagai agen pembelajaran yang bertugas menstransfer ilmu pengetahuan dihadapkan pada sebuah tantangan yang istimewa, yakni teknologi. Dahulu guru hanya bermain facebook dan berkirim email, sekarang guru diminta untuk terbiasa berselancar di internet dan akrab dengan jurnal-jurnal online, fasih dengan google suite, dan juga kemampuan memaksimalkan teknologi smartphone. Bahasa Jawa selama ini lambat merespon kemajuan teknologi yang mengakibatkan kian terpuruk ke dalam lembah kekelaman. Awarenes (kewaspadaan) yang berlebihan terhadap teknologi justru melahirkan kepanikan. Disaat para penutur mulai beralih ke bahasa lain yang dianggap praktis, bahasa Jawa masih berkutat dengan pakem-pakem yang ada, tanpa mampu mendeskripsikan dengan lugas kepada khayalak ramai. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif diseminasi bahasa Jawa melalui ruang kekinian. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis datanya adalah teknik simak-catat yaitu dengan cara membaca dan menganalisis berbagai literasi baik jurnal, artikel, buku, dan penelitian yang terkait dengan kajian yang penulis ambil. Adapun dari kajian yang telah dilakukan, didapatkan data bahwa bahasa Jawa perlu diletakkan dalam ruangan baru, yang lebih konseptual, modern, praktis, dan lebih menjual. Ruang kekinian tersebut berupa digitaliasi bahasa Jawa baik dalam bentuk teknologi AR (augmented reality), kamus online, aplikasi, game, dan filosofi Jawa yang terintegrasi di banyak sistem operasi seperti android dan Ios.

Keywords: teknologi, diseminasi, bahasa Jawa, kekinian

 

Abstract

The digital era that is getting more and more advanced gives an impact to the change of human life. All educational stakeholders can not avoid the coming of digital waves. The teacher as a learning agent in charge of transferring science is faced with a special challenge, namely technology. Formerly the teacher just play facebook and send email, now the teacher asked to accustomed to surfing the internet and familiar with online journals, eloquent with google suite, and also the ability to maximize smartphone technology. Java language during this slow response to technological advances that resulted increasingly slumped into the valley of darkness. Awareness (over vigilance) to technology even gave rise to panic. As the speakers begin to move on to other languages that are considered practical, Javanese is still struggling with existing grips, without being able to describe it straightforwardly to the crowd. Therefore, this paper aims to provide an alternative to the dissemination of Java language through contemporary space. The method used in this paper is descriptive qualitative, with the technique of data analysis is simak-catat technique that is by reading and analyzing various literacy good journals, articles, books, and research related to study which writer take. As for the studies that have been done, it is found that the Java language needs to be put in a new room, which is more conceptual, modern, practical, and more selling. The present space is in the form of Javanese digitalization both in the form of AR (augmented reality) technology, online dictionary, application, game, and Java philosophy integrated in many operating systems like android and Ios.

Keywords: technology, dissemination, Javanese language, the present


Full Text: PDF