Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Bahasa Bagongan dan Kedudukannya dalam Perkembangan Bahasa Jawa
Kenfitria Diah Wijayanti

Last modified: 2018-03-12

Abstract


Pada hakikatnya bahasa bersifat arbitrer. Oleh karena itu, timbulah fenomena variasi kebahasaan. Bahasa bagongan merupakan salah satu wujud variasi bahasa Jawa non baku yang muncul dan berkembang di lingkungan karaton Yogyakarta dan Surakarta. Namun dua lingkungan karaton tersebut memiliki versi yang sedikit berbeda. Bahasa bagongan pada umumnya tidak mengenal tingkatan, tetapi pada karaton Kasunanan Surakarta terdapat hierarki leksikon tertentu. Artikel ini memfokuskan permasalahan pada Fenomena Bahasa Bagongan dan Kedudukannya dalam Perkembangan Bahasa Jawa. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk: (1) mendeskripsikan bentuk bahasa bagongan, (2) menjelaskan fungsi bahasa bagongan, (3) menjelaskan faktor pendukung munculnya fenomena bahasa bagongan. Pendekatan sosiolinguistik digunakan untuk menjawab ketiga tujuan tersebut. Data berupa leksikon bahasa bagongan. Metode padan diaplikasikan dengan penentunya berupa penutur dan mitra tutur. Teknik dasar berupa teknik pilah unsur penentu (PUP), sedangkan teknik lanjutannya berupa hubung banding (HB).

Kata kunci: bahasa bagongan, tingkat tutur bahasa Jawa, ragam baku dan nonbaku

 

Abstract

In essence language is arbitrary. Therefore, there arises the phenomenon of language variation. Bagongan language is one form of non-standard Java language variations that appear and develop in the environment of Yogyakarta and Surakarta palace. But the two karaton environments have slightly different versions. The bagongan language generally does not recognize the level, but in the Kasunanan Surakarta karaton there is a certain lexicon hierarchy. This article focuses on the phenomenon of Bagongan language and its position in Java Language Development. Objectives to be achieved are to: (1) describe the form of batch language, (2) to explain the language function of bagongan, (3) explain the supporting factor of the emergence of bagongan language phenomenon. The sociolinguistic approach is used to answer these three goals. Data is a casino language lexicon. The method of padan is applied with the determinants of speakers and speech partners. The basic technique is the technique of separating the deciding element (PUP), while the advanced technique is the appeal (HB).

Keywords: bagongan language, Javanese speech level, standard and unstandard variety


Full Text: PDF