Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Etiket Siswa Menurut Lontar Śilakramaning Aguron-guron
I Nyoman Suarka

Last modified: 2018-03-12

Abstract


Globalisasi dan teknologi informasi berdampak signifikan terhadap karakter guru dan siswa. Berbagai kasus kekerasan siswa muncul di sejumlah wilayah Indonesia. Padahal, bangsa Indonesia dikenal ramah, sopan, bermoral mulia, dan sangat religius. Tampaknya karakter siswa mulai rapuh. Untuk berkontribusi mengatasi masalah tersebut, artikel ini mencoba mengkaji etika siswa pada naskah lontar Silakramaning Aguron-guron, yakni sebuah teks edukatif warisan budaya bangsa Indonesia. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggali, mengangkat, dan mengenalkan sumber-sumber kearifan lokal kepada generasi muda, terutama naskah lontar, sebagai sumber informasi dalam melakukan revolusi mental berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah metode penelitian naskah, dengan langkah-langkah alihaksara, alihbahasa melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Data dianalisis berdasarkan prinsip kerja teori analisis wacana dengan cara memandang teks Silakramaning Aguron-guron merupakan seperangkat makna yang menghubungkan struktur bahasa dengan konteks yang melatarinya, yang dirajut oleh penulis naskah dan pembaca (peneliti) dalam proses memproduksi dan menafsirkan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika siswa yang berhasil dirajut melalui proses produksi dan interpretasi makna teks Silakramaning Aguron-guron meliputi siswa wajib berbakti dan patuh kepada guru; siswa mampu memegang teguh prinsip kebenaran; siswa mampu menjauhkan diri dari sifat, sikap, dan perilaku yang tidak terpuji; siswa wajib menggunakan busana yang sopan, bersih, dan rapi; siswa wajib memiliki hati dan pikiran suci; siswa mampu mengendalikan hawa nafsu.

Kata kunci: lontar, struktur wacana, etika siswa

 

Abstract

Globalization and information technology have a significant impact on the character of students. Various cases of student violence appear in some parts of Indonesia. In fact, the Indonesian people are known to be friendly, courteous, noble, and very religious. It seems that the character of the students as the younger generation of the nation began to fragile. To contribute to resolve the issue, this article attempts to assess the ethics of students on the manuscript Lontar Silakramaning Aguron-guron, namely an educational text of Indonesia's cultural heritage. The purpose of writing this article is to explore, lift, and introduce the sources of local wisdom to the younger generation, especially the lontar script, as a source of information in doing mental revolution based on local wisdom. The method used is the method of researching the manuscript, with the steps of transcription, transcription through heuristic and hermeneutic readings. Data were analyzed based on the work of discourse analysis theory by looking at the Silakramaning Aguron-guron text is a set of meanings which links the language structure to its underlying context, which is knit by scriptwriter and reader (researcher) in the process of producing and interpreting meaning. The results showed that ethics of successful students are knitted through the process of production and interpretation of the meaning of the Silakramaning Aguron-guron text include students obliged to dutiful and obedient to teachers; students are able to uphold the principles of truth; students are able to distance themselves from inappropriate attitudes, attitudes, and behaviors; students must use a polite, clean, and neat clothing; students are required to have pure hearts and minds; students are able to control the passions.

Keywords: lontar, discourse structure, student ethics