Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Metafora Kata Kembang ‘bunga’ dalam Geguritan Lintang-lintang abyor
Akhmad Nugroho

Last modified: 2018-03-06

Abstract


Antologi geguritan (puisi Jawa moderen) Lintang-lintang Abyor yang terbit di Semarang tahun 1984 menarik perhatian karena diterbitkan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, oleh sebuah perguruan tinggi yang tidak memiliki program studi bahasa dan sastra Jawa. Hal itu menunjukkan bahwa pihak kampus peduli akan keberadaan bahasa dan sastra Jawa. Para pengarang yang karyanya dimuat dalam antologi itu juga merupakan pengarang terkemuka di Jawa Tengah seperti Ki Adi Samidi, Muryalelana, Bambang Sadono, dll. Makna kata yang meliputi makna leksikal, gramatikal, tekkstual, ataupun kontekstual penting diperkenalkan dalam pengajaran bahasa dan sastra Jawa karena makna tersebut akan terasa beraneka warna, berbeda-beda, tetapi mewakili isi sastra budaya Jawa dalam sebuah karya sastra yang berbentuk geguritan atau puisi Jawa moderen. Dalam bahasa Jawa, kata kembang disebut juga dengan sekar, puspa, puspita, kusuma, ataupun sari.

Kata kunci: makna kata, puisi Jawa moderen, pengajaran bahasa dan sastra Jawa


Full Text: PDF