Seminar Universitas PGRI Semarang, Seminar Nasional Menduniakan Bahasa dan Sastra Indonesia

Font Size: 
Meneguhkan Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia: Apa Urusan Kita?
Suminto A Sayuti

Last modified: 2019-01-18

Abstract


“Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia,

dan kebudayaan itu akan kami teruskan dengan cara kami sendiri.”

Kalimat pembuka dalam Surat Kepercayaan Gelanggang (SKG) tersebut mengisyaratkan makna politik kebudayaan, khususnya politik sastra (karena dirumuskan dan dimaklumatkan oleh para sastrawan pada saat itu). Kesadaran para sastrawan pada saat itu sekaligus meniscayakan posisi sastra kita sebagai warga sastra dunia. Tentu kita tidak salah jika mengaitkan SKG tersebut dengan polemik kebudayaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelum SKG dimaklumatkan. Persoalan tarik-menarik antara Faust dan Arjuna sebenarnya juga berangkat dari kesadaran budaya sebagai warga dunia tanpa harus tercerabut dari akar budaya sendiri.


Full Text: xxxvii-xli