Seminar Universitas PGRI Semarang, Seminar Nasional Sains dan Entrepreneurship II

Font Size: 
Pemanfaatan limbah tahu menjadi produk pangan alternatif untuk pengembangan usaha
Eny Winaryati, Siti Aminah, Setia Iriyanto

Last modified: 2015-09-28

Abstract


Desa Adiwerna berada di kecamatan Adiwerna,kabupaten Tegal, terkenal sebagai sentra pengrajin tahu. Jumlah pengrajin tahu di dukuh Pesalakan (90%), dukuh Rejosari (25%), dukuh Kalimatai (50%). Selama ini, limbah ampas tahu sebagai hasil samping dari proses produksi, dijual dengan harga yang sangat murah, sekitar Rp 2000 – 2500/kg. Limbah ampas tahu ini masih memiliki nilai gizi yang masih tinggi. Komposisi Kimia Ampas Tahu: Kalori 414 kal, Protein 26,6 g, Lemak 18,3 g, Karbohidrat 41,3 g, Kalsium 19 mg, Fosfor 29 mg, Besi 4,0 mg, Vit. B 0,20 mg, Air 9,0 %. Olehkarenanya perlu adanya pengolahan lanjut menjadi produk makanan yang bernilai jual tinggi. Harapannya dapat mengembangkan usaha produktif yang ada Produk makanan yang dapat dikembangkan adalah: nugget, mie, chiestik, onde-onde ketawa, saos, selai, kerupuk, dan susu kedelai. Kegiatan di atas dilaksanakan melalui program KKN-VOKASI. Pelaksanaannya terdiri dari pra KKN dan pelaksanaan KKN. Kegiatan Pra KKN meliputi pembekalan, magang dan pelatihan bagi mahasiswa. Pelaksanaan KKN meliputiobservasi, demonstrasi, pelatihan, pendampingan, penyuluhan, usaha mandiri, pemasaran, dan lomba. Sasaran kegiatan adalah ibu-ibu PKK, organisasi ‘Aisyiyah, panti asuhan, sekolah, pengrajin tahu, dan masyarakat sekitar.

Kata kunci: limbah tahu, pangan alternatif, usaha.


Full Text: 106-112