Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL KEINDONESIAAN III

Font Size: 
HUBUNGAN ANTARA PEDAGOGY OLAHRAGA DAN NILAI-NILAI OLYMPISME TERHADAP PENJASORKES
Tubagus Herlambang

Last modified: 2018-11-14

Abstract


Pendiri gerakan Olimpiade modern Pierre de Coubertin menganut nilai pendidikan olahraga dan sentralitas pedagogi dalam "membangun damai dan dunia yang lebih baik ”(International Olympic Committee, 2015, p.17). Bagaimana hal ini diterapkan ke dalam program dan praktik pendidikan telah ditafsirkan secara berbeda, dengan beberapa variasi antara pendidikan Olimpiade dan pendidikan Olympisme. Memahami titik perbedaan adalah bagian penting untuk mempertimbangkan bagaimana Olympisme sebagai filsafat dapat menginformasikan upaya pendidikan. Culpan dan McBain (2012) berpendapat, pengaruh peran yang dimainkan oleh Olympisme dalam membantu melegitimasi Penjasorkes di sekolah-sekolah. Olympisme adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan (paham/ajaran) yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani dan rohani serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai-nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip- prinsip etika yang baik pula. Dalam konteks sosiohistoris yang disebutkan di atas, penerapan istilah pedagogi olahraga berfokus pada lebih dari sekadar pendidikan fisik sekolah, yaitu pada semua intervensi pendidikan dalam pengaturan yang berbeda dan untuk kelompok sasaran tertentu. dalam domain gerakan manusia dan olahraga yang telah berkembang dari anak-anak ke segala usia.

Kata Kunci: Olympisme, Pedagogi, Penjasorkes


Full Text: 463-465