Seminar Universitas PGRI Semarang, Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017

Font Size: 
RELEVANSI FILSAFAT ORGANISME A.N. WHITEHEAD BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NILAI
Supriyono Purwosaputro

Last modified: 2017-05-31

Abstract


Manusia dalam berperilaku seringkali merefleksikan nilai, asumsinya bahwa hanya perilaku yang sesuai dengan nilai yang dapat diterima oleh sesama manusia. Nilai dalam konteks  demikian dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk memberi jawab, bagaimana saya harus hidup dan bertindak (Kees Bertens, 1999: ix). Begitu pentingnya nilai bagi orientasi hidup manusia, maka perkembangan peradaban umat manusia mengarah pada usaha untuk mencari orientasi nilai-nilai yang dipakai sebagai landasan bagi kehidupan individu maupun kehidupan bersama.

Alfred North Whitehead melalui filsafat organisme melihat bahwa filsafat memiliki potensi untuk mencapai pencerahan baru, dalam rangka menyelamatkan umat manusia dari sekedar kesenangan hewaniah, dan menyadarkan manusia akan nilai-nilai yang lebih sekedar kesenangan hewani belaka.  Pendidikan merupakan usaha pendampingan terhadap peserta didik sebagai pribadi-pribadi hidup yang secara kodrati bersifat aktif dan kreatif berproses membentuk dan mewujudkan diri..  Pandangan metafisika Whitehead yang bertumpu pada prinsip “proses” berlaku bagi setiap “satuan aktual” membawa konsekuensi bahwa peserta didik merupakan “serikat satuan-satuan aktual” yang bersifat kompleks dan personal, akan menjalani proses pendidikan sebagai suatu proses “konkresi” atau proses pembentukan diri dengan mencerap ( memprehensi ) secara mental maupun fisik seluruh data pengalaman yang relevan dari dunia aktual yang melingkupinya.   Whitehead membedakan adanya tiga tahap ritmis dalam pendidikan, yakni tahap romance, tahap precision, dan tahap generalisation.     Pemikiran Whitehead mengenai nilai bertumpu pada arti pentingnya dua kata kunci yang dipakai pada sistem filsafatnya, yaitu “process” dan “importance”. Nilai sebagai kontrol bagi proses hidup. Importance (bobot pengalaman hidup) perlu diupayakan secara maksimal, karena menjadi tujuan hidup yang bernilai . Bagi Whitehead baik-burukya perbuatan manusia, pertama-tama tidak ditentukan oleh ketaatan / kepatuhan pada aturan-aturan maupun keutamaan-keutamaan tertentu, melainkan lebih terletak pada loyalitas pribadi individu terhadap tanggung jawabnya agar menjadi pribadi yang sebaik mungkin dalam setiap situasi konkret yang dihadapinya. Tanggung jawab pribadi untuk mengelola secara maksimal hidupnya, agar menjadikan dirinya sebagai pribadi yang berkualitas, merupakan hal yang sangat penting. Pandangan Whitehead mengenai nilai bertumpu pada konsep “process” dan “importance”, mengandung makna bahwa nilai lebih berada dalam dinamika kehidupan manusia bukan pada aturan-aturan atau nilai-nilai absolut, akan tetapi lebih berada pada tinggi-rendahnya bobot pengalaman hidup subjek diri manusia.

Relevansi pemikiran Whitehead bagi penguatan pendidikan nilai, antara lain bahwa pendidik mempunyai tanggung jawab untuk membantu implikasi nilai dalam proses perubahan yang terjadi pada subjek diri peserta didik sebagai entitas aktual, membantu untuk makin berkembangnya nilai-nilai dalam subjek diri peserta didik, membantu agar peserta didik dapat mengambil sikap dan keputusan dalam merencanakan kehidupan secara berarti melalui proses value clarification atau pendidikan nilai.

Full Text: PDF