Dalam pembelajaran materi spermatophyta siswa lebih sering menghafal sehingga dalam mengelompokkan tumbuhan kedalam masing-masing sub divisi maupun kelasnya masih sulit, terlebih literasi sains yang masih rendah maka diupayakan pembelajaran berbasis etnosains menggunakan budaya lokal sego megono yang memuat kajian tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis dan literasi sains siswa di SMA Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah melalui penggunaan sego megono pada materi spermatophyta berbasis etnosains. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan desain penelitian Non-equivalent Control Group. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembelajaran etnosains menggunakan budaya lokal Sego Megono dalam mengekplorasi spermatophyta, sedangkan kelas kontrol menggunakan acuan buku Biologi SMA. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata pretest berpikir kritis sebesar 31,85 dan postes sebesar 56,05. Adapun nilai rerata pretes literasi sains sebesar 47,07 dan postes sebesar 63,78. Hasil analisis N gain pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis meningkat dengan kategori sedang,  namun literasi sains meningkat dalam kategori rendah.  Uji t independent berpikir kritis dam literasi sains menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) postes antara kelas eksperimen dan kontrol. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan sego megono pada pembelajaran materi spermatophyta berbasis etnosains dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan literasi sains siswa SMA Negeri 1 Subah.

Kata kunci : sego megono, etnosains, spermatophyta, berpikir kritis, literasi sains.