Seminar Universitas PGRI Semarang, sens2

Font Size: 
PENGEMBANGAN PROTOTIPE ALAT PENGENDALI HAMA WERENG COKLAT TANPA PESTISIDA YANG RAMAH LINGKUNGAN
Rindra Yusianto, Usman Sudibyo

Last modified: 2016-10-22

Abstract


Sampai saat ini hama wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) masih menjadi kendala bagi petani. Hampir di setiap musim terjadi ledakan hama ini pada pertanaman padi. Serangannya sampai puso pada areal yang luas dalam waktu yang relatif singkat. Hama ini sangat sulit dikendalikan atau diberantas karena memiliki berbagai keunggulan yaitu mudah beradaptasi dan mampu membentuk biotipe baru dengan mentransfer virus kerdil yang daya rusaknya sangat hebat. Bahkan hama ini telah menjadi hama global (the very important global pest). Berbagai metode telah dilakukan petani untuk mengendalikanhamaini antara lain dengan pengendalian secara bercocok tanam, varietas tahan, fisik, mekanik dan biologi. Cara-cara pengendalian tersebut dianggap kurang efektif sehingga cara pengendalian hama yang lebih praktis dan cepat mulai dilakukan petani yaitu secara kimiawi memanfaatkan pestisida. Namun dampak yang ditimbulkan dari metode ini sangat banyak. Bahaya  pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan untuk mengendalikan hama ini yang didasarkan kepada konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan mempertimbangkan ekosistem. Target khusus penelitian ini adalah mengembangkan prototype alat pengendali hama wereng coklat tanpa pestisida bertenaga kincir angin yang ramah lingkungan dengan harapan mampu menekan populasi hama ini. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun prototype alat pengendali hama wereng coklat tanpa pestisida bertenaga kincir angin yang ramah lingkungan. Alat dirancang dengan 2 mode, yaitu otomatis yang dikendalikan oleh motion sensor dan manual yang dijalankan oleh petani. Sumber tegangan berasal dari modifikasi aki kering yang terkoneksi ke kincir angin yang difungsikan sebagai pembangkit. Aki kering akan menyimpan listrik yang dikonversi dari kincir angin yang dipasang di areal persawahan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yaitu dengan membuat prototipe, ujicoba,  pre dan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi pengendali hama wereng coklat dalam penelitian ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan alat pengendali hama wereng coklat yang ada di pasaran atau yang dikenal oleh masyarakat luas. Alat ini sama sekali tidak menggunakan pestisida, namun lebih memanfaatkan kelemahan hama wereng coklat yang sangat sensitif terhadap cahaya lampu dengan menggunakan tenaga kincir angin. Alat yang dikembangkan dengan mempertimbangkan 3 faktor yaitu waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan(Y). Berdasarkan hasil regresi linier dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel jumlah tangkapan (Y) adalah variabel Lokasi Tanam (X3) dengan koefisien 0,372. Kemudian variabel Waktu Semai (X2) dengan koefisien 0,355 dan yang paling kecil pengaruhnya adalah variabel waktu kedatangan (X1) dengan koefisien 0,140. Koefisien dari ke-3 variabel tersebut adalah bertanda positif, sehingga pengaruh ke-3 variabel tersebut berbanding lurus dengan variabel jumlah tangkapan.


Full Text: PDF