Gulma merupakan tanaman yang tumbuh secara liar pada tanaman budidaya seperti tanaman padi. Pada umumnya, gulma yang sering muncul pada tanaman padi di lahan persawahan berupa rumput. Gulma ini mengganggu pertumbuhan tanaman padi yang dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman padi, sehingga gulma ini harus dikendalikan. Pengendalian gulma pada tanaman padi di lahan persawahan, umumnya sudah dilakukan oleh para petani, baik dengan penggunaan tenaga manusia (mencabut dengan tangan) maupun dengan peralatan landak/gasrok (Bahasa Jawa, Red). Cara pengendalian seperti ini berdampak pada biaya pengendalian gulma yang tinggi dari total biaya produksi. Untuk itu, perlu dicarikan alternatif solusi cara pengendalian gulma. Salah satu solusi yang dapat diberikan pada petani padi adalah mesin pengendali gulma. Mesin ini adalah hasil modifikasi yang dilakukan terhadap alat landak/gasrok yang masih mengandalkan tenaga manusia. Mesin pengendali gulma ini adalah pengembangan/modifikasi dari mesin pengendali gulma yang dibuat pada IbM Kelompok Tani Mbangun Coro Desa Jati, Jaten, Karanganyar tahun 2015. Pengembangan mesin gulma yang dirancang saat ini merupakan hasil masukan dan diskusi dengan petani yang menggunakan mesin pengendali gulma pada IbM 2015. Hasil diskusi tersebut memberikan masukan terhadap kemungkinan penyesuian bobot mesin pengendali gulma dengan kondisi lahan persawahan. Sehingga penyesuaian tersebut mengakibatkan perubahan terhadap material, bentuk pengoyak, atau bahkan perubahan secara keseluruhan dari alat pengendali gulma tersebut. Oleh karena itu, mesin pengendali gulma yang dirancang ini tergantung dari kondisi lahan persawahan, tingkat kelunakan tanah saat kegiatan pengendalian gulma atau “nyosrok” (Bahasa Jawa, red), jarak tanaman padi, dan tinggi tanaman padi.