Font Size: 

Paradigma pendidikan inklusif yang merupakan solusi dari pemerataan pendidikan mendorong berbagai daerah untuk mendukung pelaksanaan ini dengan membuat kebijakan bahwa semua sekolah harus bersedia menerima semua siswa dan memprioritaskan jarak terdekat dari tempat tinggal mereka. Guru akan dihadapkan dengan berbagai karakteristik siswa di kelas mereka, tetapi banyak guru masih menganggap bahwa kemampuan dan karakteristik semua siswa adalah sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pembelajaran di sekolah dasar inklusif Yogyakarta. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian adalah sekolah dasar di Yogyakarta. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan karakteristik sekolah sehingga 5 sekolah dasar inklusif di Yogyakarta diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah dasar inklusif di Yogyakarta belum menerapkan pembelajaran sesuai dengan prinsip pembelajaran di kelas inklusif. Kegiatan kelas tidak direncanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kurangnya partisipasi semua siswa, dan belum meminimalkan hambatan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru tentang perencanaan pembelajaran untuk mengakomodasi semua karakteristik peserta didik masih perlu ditingkatkan.

Kata kunci: Pembelajaran, Sekolah Dasar inklusif, Yogyakarta

 

Abstract: Inclusive education paradigm that is the solution of educational equity encourages the various regions to support this implementation by making policies that all schools should be willing to accept all students and to prioritize the closest distance from where they live. Teachers will be faced with a variety of student characteristics in their classes, but many teachers still assume that the abilities and characteristics of all students are the same. The purpose of this research is to describe how the implementation of learning in inclusive elementary school of Yogyakarta. The research method is descriptive qualitative. The research population iselementary school in Yogyakarta. The sample is determined by purposive sampling technique based on the characteristics of the school so that 5 inclusive elementary schools in Yogyakartaare obtained. The results show that most of the inclusive elementary schools in Yogyakarta have not implemented learning in accordance with the principles of learning in inclusive class. Class activities are not planned according to the needs of learners, lack of participation of all learners, and not yet minimize the barriers of learners. It shows that teachers' understanding of learning planning to accommodate all the characteristics of learners still needs to be improved.

Keywords: instruction, inclusive elementary school, Yogyakarta