Materi sistem peredaran darah pada manusia merupakan materi yang kompleks sehingga siswa sulit memahami materi tersebut. Hasil observasi awal menunjukan  nilai mata pelajaran IPA di SLB Widya Bhakti Semarang, total dari 12 siswa hanya 2 siswa yang memiliki nilai diatas rata-rata. Anak tunagrahita adalah anak yang  memiliki kecerdasan (IQ) sekitar 50-70, sehingga dalam proses meniti tugasnya membutuhkan bantuan khusus. “Circulatory bottle” merupakan alat peraga yang berfungsi untuk memvisualisasikan proses peredaran darah pada manusia. Alat peraga yang tersedia di SLB Widya Bhakti Semarang sendiri sangat minim sekali. Tujuan pembuatan alat peraga adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan ketrampilan berkomunikasi pada siswa tunagrahita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Tahap penelitian pengembangan adalah potensi masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, dan uji coba produk.

Kata kunci : tunagrahita, alat peraga, sistem peredaran darah

Abstract : Matter circulatory system in humans is a complex material so that students are difficult to understand the material. The results observations show the value of science subjects in SLB Widya Bhakti Semarang, a total of 12 students, only 2 students who have values above average. Tunagrahita children are children who have intelligence (IQ) about 50-70, so in the process of pursue the task requires special assistance. "Circulatory bottle" is a visual tool that serves to visualize the process of blood circulation in humans. The props available at SLB Widya Bhakti Semarang itself is very minimal. The purpose of making props is to improve the cognitive abilities and communication skills of the tunagrahita students. The method used in this research is research and development. Development research stage is potential problem, data collection, product design, product validation, product revision, and product trial.

Key words : tunagrahita, props, circulatory system