Last modified: 2015-03-31
Abstract
Abad dua puluh satu ditandai dengan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang menimbulkan suatu tantangan kompleks untuk Indonesia, terutama pendidikan. Pendidikan menjadi perhatian utama dalam konteks global untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengambil bagian dalam konteks global. Berbagai macam fenomena terjadi saat ini seperti kejahatan, kekerasan, pelecehan seksual, perkelahian/tawuran diantara pelajar, menimbulkan perhatian semua pihak, baik pemerintah dan pendidikan maupun keluarga-keluarga, sekolah-sekolah, dan komunitas-komunitas untuk bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi bangsa. Bangsa kita telah banyak kehilangan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, persatuan, dan nilai-nilai lain yang berasal dari sosial budaya bangsa (nilai tinggi), sehingga dimungkinkan dapat memperkeruh/mengacaukan persatuan bangsa.
Krisis multidimensi bangsa tersebut merupakan suatu kegagalan dari pendidikan karakter di negara berkembang. Pendidikan Karakter, nilai moral dan budaya dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara dengan “tri pusat pendidikan” yang dimulai dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial. Peran pendidik di lingkungan sekolah saat ini bukanlah transfer pengetahuan dari guru/pendidik ke siswa saja, melainkan seorang pendidik karakter, moral, dan budaya melalui Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan menerapkan " Tringa ", dan teori "Tutwuri Handayani".
Kata kunci: pendidik, pendidikan karakter, konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara