Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA 2018

Font Size: 
Kajian Intertekstualitas dan Strukturasi Anthony Giddens Novel “Perang Bubat” Karya Aan Merdeka Permana dengan Kidung Sundayana
Octo Dendy Andriyanto, Meilita Hardika

Last modified: 2018-03-12

Abstract


Artikel ini membahas tentang hubungan intertekstualitas Novel yang berjudul “Perang Bubat” karya Aan Merdeka Permana yang memiliki latar belakang sejarah yang sama dengan Perang Bubat yang pernah tertulis sebelumnya dalam Kidung Sundayana. Walaupun terdapat persamaan, tetapi “Perang Bubat” karya Aan sedikit berbeda dengan hipogramnya (Kidung Sundayana), bahkan mendekonstruksi apa yang ada dalam cerita yang selama ini terstruktur dalam masyarakat khususnya masyarakat Sunda dan Jawa. Dalam artikel ini, konsep strukturasi Anthony Giddens juga digunakan untuk menganalisis novel “Perang Bubat”, bagaimana integrasi antara agen dan struktur. Aan sebagai pengarang memiliki “dualitas struktur” dimana terjadi hubungan koheren di dalamnya; struktur bertindak sebagai medium, dan sekaligus hasil perulangan praktik sosial. Melalui relasi dualitas inilah, masyarakat secara konstan dibentuk dalam proses strukturasi yang dilakukan terus menerus melalui perulangan praktik sosial. Aan menuliskan dalam novelnya adanya hubungan yang berbeda antara Gajah Mada dan Dyah Pitaloka dengan sejarah aslinya. Dengan menghadirkan itu, sebenarnya ia ingin mengingatkan masyarakat Sunda agar tragedi Bubat jangan diperpanjang lagi. Dalam novelnya, Dyah Pitaloka bisa mencintai Gajah Mada, secara tersirat Aan menyatakan bahwa orang Sunda tidak seharusnya membenci Gajah Mada (Jawa). Aan secara tidak langsung mendekonstruksi dan berusaha memengaruhi struktur yang ada yaitu ingin mengubah stereotype selama ini dalam Perang Bubat, bahwa orang Jawa sebagai pengkhianat dan orang Sunda sebagai korbannya.

Kata Kunci: Perang Bubat, intertekstual, hipogram, strukturasi, agen.

 

Abstract

This article discusses about intertextuality "Perang Bubat" by Aan Merdeka Permana with “Kidung Sundayana”. Novel “Perang Bubat” has a same as historical background as Perang Bubat that was previously written in “Kidung Sundayana”. There is a slightly different between "Perang Bubat" by Aan with his hipogram (Kidung Sundayana). Aan even deconstructing what is in the story that has been structured in society, especially in Sunda and Java. In this article, the concept of structuration’s Anthony Giddens is also used to analyze this novel, how the integration between agents and structures. Aan as the author has a "duality of structures" in which there is a coherent relationship within it; structure acts as a medium, as well as the result of social practice repetition. Through this duality of relationships, society is constantly shaped in a process of continuous structuration through the repetition of social practices. In his novel, Aan write a different story about relationship between Gajah Mada and Diyah Pitaloka with the original story in Kidung Sundayana. The writer want to tell Sundanese that the influence of Perang Bubat should be terminated. Sundanese should be not hated Gajah Mada (Javanese) more. Aan as agent indirectly want to deconstructs and attempts to influence the existing structure, he want to change the stereotypes that existed during the Perang Bubat, that describes Javanese as traitors and Sundanese as victims.

Keywords: Perang Bubat, intertextual, hipogram, structure, agent.


Full Text: PDF