Seminar Universitas PGRI Semarang, MATHEMATICS AND SCIENCES FORUM 2014

Font Size: 
BEBAN KOGNITIF SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI INTERDISIPLIN BERBASIS DIMENSI BELAJAR
Adi Rahmat, Soesy Asiah Soesilawaty, Rifka Fachrunnisa, Susanti Wulandari, Yati Suryati, Heni Rohaeni

Last modified: 2014-11-18

Abstract


Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi interdisiplin berbasis dimensi belajar. Strategi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada lima dimensi belajar, yaitu sikap dan persepsi positif, perolehan dan integrasi pengetahuan, perluasan dan penghalusan pengetahuan, menggunakan pengetahuan secara bermakna, dan kebiasaan berfikir produktif. Pembelajaran dilakukan pada satu kelas II IPA di SMAN Negeri 24 Bandung selama empat pertemuan (@ 2 x 45 menit) pada materi sistem ekresi yang dihubungkan dengan materi fisika dan kimia pada konsep-konsep terkait. Beban kognitif siswa diukur pada tiga komponen, yaitu kemampuan analisis informasi untuk menggambarkan instrisic cognitive load (ICL), usaha mental siswa untuk menggambarkan extraneous cognitive load (ECL), dan kemampuan berfikir interdisiplin siswa untuk menggambarkan germane cognitive load (GCL). Kemampuan analisis informasi diukur dengan instrumen task complexity yang disusun dalam bentuk pertanyaan dalam LKS (student worksheet). Usaha mental diukur dengan angket berbentuk subjective rating scale menggunakan skala Likert. Kemampuan berfikir interdisiplin diukur pada dua komponen interdisiplin, yaitu kesadaran kritis dengan tes uraian dan kemampuan integrasi pengetahuan dengan tes pilihan ganda. Pengembangan tes kemampuan berfikir interdisiplin didasarkan pada indikator standar berfikir kompleks (Marzano et al. 1993). Data penelitian menunjukkan bahwa kemampuan analisis informasi sangat tinggi yang berarti ICL berada pada rentang memori kerja, usaha mental siswa rendah yang berarti ECL juga rendah, dan kemampuan berfikir interdisiplin cukup tinggi dan menggambarkan besarnya GCL. Hasil perhitungan korelasi antara ketiga komponen yang diukur menunjukkan suatu korelasi negatif antara ICL dengan ECL (r2=-0,225) dan antara ECL dengan GCL (r2=-0,542), sedangkan antara ICL dengan GCL korelasinya positif (r2=0,314). Hasil ini menggambarkan bahwa GCL yang diperoleh siswa lebih diakibatkan ICL, bukan karena sebagai akibat ECL, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa berada pada beban kognitif rendah pada saat mengikuti pembelajaran biologi interdisiplin dengan strategi pembelajaran berbasis dimensi belajar.

Kata Kunci: beban kognitif, pembelajaran biologi interdisiplin, dimensi belajar


Full Text: 475-480