Dengan pelaksanaan kurikulum 2013 mengharapkan agar setiap siswa dapat memenuhi standar kompetensi lulusan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Konsekuensi dari pelaksanaan kurikulum 2013 terhadap penilaiannya yaitu dituntut untuk menggunakan asesmen autentik.Pada realitanya sebagian besar guru kurang tertarik dan enggan menggunakan asesmen autentik.Struktur kurikulum pendidikan kejuruan SMK diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu dituntut mampu menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif untuk memenuhi permintaan pasar. Permasalahan yang nampak nyata pada lulusan SMK yaitu kesepadanan kualitatif dan kesepadanan kuantitatif. Salah satu faktor penyebab terjadinya kondisi tersebut adalah masih dibutuhkan mata pelajaran umum sebagai pelengkap mata pelajaran kejuruan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh asesmen autentik berbasis vokasional terhadap keterampilan kinerja siswa. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen (Quasi Experimental Design) dengan bentuk Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMKN 4 Semarang. Sampel terdiri dari dua kelas yang diambil dengan teknik simple random sampling. Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan kinerja siswa yang menggunakan asesmen autentik berbasis vokasional dengan penilaian kinerja yang bersifat konvensional. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh rata-rata nilai unjuk kerja maupun rata-rata nilai posttest antara kelas eksperimen yang memiliki nilai lebih tinggi daripada kelas kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan uji t pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa implementasi asesmen autentik berbasis vokasional berpengaruh positif terhadap meningkatnya keterampilan kinerja siswa SMK.

Kata kunci:Asesmen autentik berbasis vokasional, keterampilan kinerja.