Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2016

Font Size: 
FESYEN MUSLIMAT KELAS MENENGAH SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA POP
Ahmad Faiz Muntazori

Last modified: 2017-01-09

Abstract


Perkembangan industri fesyen muslimat di Indonesia begitu pesat, banyak dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah perkembangan media yang bertema fesyen khusus muslimat. Selain itu juga munculnya komunitas-komunitas seperti Hijabers Community, Syar‟i Lifestyle, Komunitas Hijab Fashion Indonesia (KHFI). Media sosial juga ikut berperan dalam perkembangan fesyen muslimat di Indonesia. Perkembangan fesyen juga tidak lepas dari pertumbuhan kelompok muslim kelas menengah, kebutuhan akan produk-produk bernuansa Islam menjadi meningkat termasuk di antaranya adalah fesyen. Fesyen bagi kelompok menengah muslim tidak lagi digunakan sebagai penutup aurat saja, namun juga agar mereka tetap tampil trendi dan modis. Melihat dari fenomena ini, peneliti tertarik untuk mengkajinya secara lebih mendalam. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengumpulkan data dari literatur yang membahas penelitian sejenis baik primer maupun sekunder, kemudian peneliti juga melakukan wawancara kepada desainer fesyen serta melakukan observasi ke beberapa toko yang menjual fesyen muslimat tersebut, termasuk toko online. Peneliti menggunakan teori sirkuit budaya Stuart Hall untuk mengidentifikasi temuan peneliti, kemudian dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang membangun pemaknaan dalam empat tingkatan, yaitu denotasi -> kontotasi -> mitos -> ideologi. Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah, kelompok muslim kelas menengah menampilkan identitas budaya pop dalam mengenakan fesyen, modis dan trendi lebih diutamakan dari pada fungsi utamanya yaitu menutup aurat.Kata kunci : fesyen muslimat, kelas menengah muslim, semiotika, budaya pop

Full Text: 639-659