Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2016

Font Size: 
PERMODELAN SPASIAL KUALITAS AIR SEBAGAI PARAMETER DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA PERTAMBAKAN DI KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL
Suyono Suyono

Last modified: 2017-01-09

Abstract


Tambak merupakan budidaya perikanan air payau di pesisir pantai yang rentan terhadap degradasi lingkungan. Teknologi penginderaan jauh dan SIG serta penentuan model pendekatan parametrik dari pengujian kualitas lahan, merupakan altematif yang tepat dalam mengatasi permasalahan kelayakan usaha budidaya tambak. Tujuan penelitian untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya tambak, permodelan spasial parameter kualitas air sebagai parameter dalam menentukan kelayakan usaha budidaya tambak dan untuk mengetahui strategi mengembangan usaha-usaha budidaya tambak di dalam menghadapi permasalahan kualitas air Kelurahan Muarareja. Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember 2015 sampai dengan Januari 2016. Paremeter fisika dan kimia di area tambak Kelurahan Muarareja Kota Tegal terutama di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA), peternakan bebek/ayam, tempat tambat labuh kapal, telah melebihi ambang batas, antara lain : amoniak, nitrat, nitrit, fosfat, bahan organik/TOM air dan tanah, logam berat Plumbum/Timbal(Pb), Seng (Zn) dan tembaga (Cu). Kesesuaian lahan di Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal berkisar antara S3 (sesuai marjinal/hampir sesuai) dengan skoring antara 253-331 sebanyak 33,33% (Stasiun 10-14, 16, 18) dan N1 (tidak sesuai saat ini) dengan skoring antara 174-252 sebanyak 66,67% (Stasiun 0-9, 14, 17, 19, 20). Lokasi yang mempunyai kriteria kesesuaian lahan S3 (Sesuai Marjinal/Hampir Sesuai) berada di daerah di sebelah utara sekitar muara sungai. Pengembangan tambak di Kelurahan Muarareja Kota Tegal dapat dilakukan dengan a) penerapan budidaya polikulture antara bandeng-rumput laut dan udang, b) penerapan sistem biosecurity dalam pengelolaan tambak dengan sistem sirkulasi tertutup, c) penerapan filterisasi dengan menggunakan kerang darah maupun kerang hijau untuk mengurangi kandungan logam berat, d) menambah ketrampilan petambak dalam peningkatan produksi budidaya tambak dan e) menajamen kualitas air dan pemberian pakan.Kata Kunci: Permodelan Spasial, Kualitas Air, Budidaya Tambak

Full Text: 144-164