Last modified: 2017-01-09
Abstract
Kawasan terumbu Karang Jeruk merupakan kawasan yang keberadaannya dapat memberikan perlindungan biota yang ada di dalamnya, sehingga keanekaragaman sumberdaya hayati dapat lebih dipertahankan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pengelolaan yang terarah dan sinergis diperlukan suatu perencanaan pengelolaan yang strategis, yang di dalamnya terdapat strategi-strategi alternatif bagi pengelolaan terumbu karang yang baik untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan fungsi kawasan lindung Karang Jeruk. Penelitian ini dilakukan selama dua tahun, adapun tujuan penelitian pada tahun pertama adalah mengidentifikasi ekosistem terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal, mengkaji hubungan proses ekologis dengan kondisi Terumbu Karang Jeruk di Kabupaten Tegal, menganalisis tingkat Persepsi dan Partisipasi Masyarakat. Sedangkan tujuan penelitian tahun kedua adalah menganalisis zonasi ekosistem Terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal, menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal dan merumuskan alternatif strategi kebijakan pengelolaan terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dikumpulkan dalam Penelitian ini terdiri 2 macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil survey, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran pustaka, baik dari hasil-hasil penelitian terdahulu maupun referensi dari beberapa instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan karang berkisar 20,00%-49,37% termasuk kriteria rusak dengan kategori jelek sampai sedang. Sedangkan persepsi masyarakat tentang ekosistem terumbu Karang Jeruk mempunyai tingkat persepsi cukup sampai sangat baik dengan persepsi baik mempunyai tingkatan tertinggi sebesar 57 orang (81,43 %), untuk tingkat partisipasi masyarakat terhadap upaya konservasi ekosistem terumbu Karang Jeruk mempunyai tingkat partisipasi dari rendah sampai baik dengan tingkat partisipasi cukup mempunyai tingkatan tertinggi sebesar 60 orang (85,71 %). Berdasarkan analisis SWOT, alternatif strategi WO yaitu (1) Membangun sistem kelembagaan yang melibatkan pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan
masyarakat dalam pengelolaan terumbu Karang Jeruk; (2) Menata kembali (rezonasi) kawasan terumbu Karang Jeruk sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku; (3) Mengintensifkan program pendampingan masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan (4) Menegakkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap pelaku pelanggaran, menempati peringkat pertama dalam skala prioritas pengelolaan ekosistem terumbu Karang Jeruk dengan skor 120. Sedangkan untuk hasil Analitycal Hierarchy Process (AHP), diperoleh bahwa peningkatan partisipasi masyarakat dan lembaga terkait menjadi prioritas utama dalam upaya konservasi terumbu Karang Jeruk dengan bobot 0,290.
Kata Kunci: Model Pengelolaan, Terumbu Karang, Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis