Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN 2016

Font Size: 
MODEL PENGELOLAAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG JERUK KABUPATEN TEGAL BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Noor Zuhry, Sri Mulyani, Setyowati Subroto

Last modified: 2017-01-09

Abstract


Kawasan terumbu Karang Jeruk merupakan kawasan yang keberadaannya dapat memberikan perlindungan biota yang ada di dalamnya, sehingga keanekaragaman sumberdaya hayati dapat lebih dipertahankan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pengelolaan yang terarah dan sinergis diperlukan suatu perencanaan pengelolaan yang strategis, yang di dalamnya terdapat strategi-strategi alternatif bagi pengelolaan terumbu karang yang baik untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan fungsi kawasan lindung Karang Jeruk. Penelitian ini dilakukan selama dua tahun, adapun tujuan penelitian pada tahun pertama adalah mengidentifikasi ekosistem terumbu Karang Jeruk Kabupaten  Tegal,  mengkaji   hubungan   proses   ekologis   dengan   kondisi Terumbu Karang Jeruk di Kabupaten Tegal, menganalisis tingkat Persepsi dan Partisipasi Masyarakat. Sedangkan tujuan penelitian tahun kedua adalah menganalisis zonasi ekosistem Terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal, menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan terumbu Karang Jeruk Kabupaten Tegal dan merumuskan   alternatif   strategi kebijakan   pengelolaan   terumbu   Karang   Jeruk Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data  yang dikumpulkan dalam Penelitian  ini  terdiri  2  macam  yaitu  data  primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil survey, sedangkan data sekunder diperoleh dari  hasil  penelusuran  pustaka,  baik  dari  hasil-hasil  penelitian  terdahulu maupun referensi dari beberapa instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan karang berkisar 20,00%-49,37% termasuk kriteria rusak dengan kategori jelek sampai sedang. Sedangkan persepsi masyarakat tentang ekosistem terumbu Karang Jeruk mempunyai tingkat persepsi cukup sampai  sangat  baik  dengan  persepsi  baik  mempunyai  tingkatan  tertinggi sebesar  57  orang  (81,43  %),  untuk  tingkat  partisipasi  masyarakat  terhadap upaya konservasi ekosistem terumbu Karang Jeruk mempunyai tingkat partisipasi   dari   rendah   sampai   baik   dengan   tingkat   partisipasi   cukup mempunyai  tingkatan  tertinggi  sebesar  60  orang  (85,71  %).  Berdasarkan analisis   SWOT,   alternatif   strategi   WO   yaitu   (1)   Membangun   sistem kelembagaan  yang  melibatkan  pemerintah,  swasta,  perguruan  tinggi  dan

masyarakat dalam pengelolaan terumbu Karang Jeruk; (2) Menata kembali (rezonasi) kawasan terumbu Karang Jeruk sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku; (3) Mengintensifkan program pendampingan masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan (4) Menegakkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap pelaku pelanggaran, menempati peringkat pertama dalam skala prioritas pengelolaan  ekosistem terumbu  Karang Jeruk  dengan  skor  120.  Sedangkan untuk hasil Analitycal Hierarchy Process (AHP), diperoleh bahwa peningkatan partisipasi  masyarakat  dan  lembaga  terkait  menjadi  prioritas  utama  dalam upaya konservasi terumbu Karang Jeruk dengan bobot 0,290.

 

 

Kata Kunci: Model Pengelolaan, Terumbu Karang, Penginderaan Jauh dan

Sistem Informasi Geografis



Full Text: 36-52