Seminar Universitas PGRI Semarang, Seminar Nasional Menduniakan Bahasa dan Sastra Indonesia

Font Size: 
Merayakan Bulan Bahasa Dengan Mengulang Soempah Pemoeda
Lian Gouw

Last modified: 2019-01-18

Abstract


Inti pembicaraan saya, akan saya dasarkan atas permintaan Ibu Maria Yosephin untuk merayakan bulan bahasa dan memperingat Soempa Pemuda yang dicanangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, dan tahun ini sudah berumur 90 tahun. “… Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mendjoenjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”

Dalam pembicaraan ini, akan saya kemukakan betapa pentingnya melindungi bahasa kita di tengah gaya hidup yang mendunia saat ini. Gaya hidup yang lebih bercenderung mengejar segala yang dari luar negeri daripada merayakan kekayaan dan keindahan dari kebudayaan dan bahasa kita sendiri.

Saya akan membicarakan hal-hal apa yang mungkin menjadikan keadaan bahasa kita seperti sekarang ini dan juga akan mengarahkan perhatian pada bahaya yang muncul dari perilaku kita pada saat ini terhadap bahasa kita ini.

Dengan membagi pengalaman saya sebagai seseorang yang pernah kehilangan bahasa dua kali, saya berharap dapat membangun semangat dan kesadaran para hadirin sebagai bangsa yang mandiri, bangga dan percaya diri. Meskipun bangsa kita tersebar di antara lebih dari 17.500 pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke kita masih dapat dipersatukan di bawah satu bendera, dan dihubungkan oleh satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia.

Saya akan menghabiskan waktu yang diberikan kepada saya dengan pemaparan terbitan hasil kerja sama antara Penerbit Sanata Dharma dan Dalang Publishing tahun ini, yaitu karya penulis


Aceh Arafat Nur Lolong Anjing di Bulan yang telah diterjemahkan oleh Maya Denisa Saputra dengan judul Blood Moon over Aceh terbitan Dalang Publishing.

***

 

Kata-kata kunci                     : Soempa Pemuda, bahasa Indonesia, bangsa, Sabang, Merauke,

Penerbit Sanata Dharma, Dalang Publishing, Arafat Nur, Maya Denisa Saputra

 


Full Text: i-iv