Seminar Universitas PGRI Semarang, Seminar Nasional Menduniakan Bahasa dan Sastra Indonesia

Font Size: 
SARANA RETORIKA DALAM BUKU PUISI IBU, AKU MINTA DIBELIKAN MUSHOLA KARYA ANDY SRI WAHYUDI
Setia Naka Andrian

Last modified: 2019-01-17

Abstract


Puisi diciptakan penyairnya, yang selanjutnya akan menghadiri mata dan batin pembaca, tentu tidak lahir dengan tanpa proses penciptaan yang serius dan segala yang diciptakannya tentu memiliki alasan pula. Meski proses penciptaan tersebut, ada kalanya disadari oleh penyairnya, dan tidak sedikit pula yang sama sekali tidak disadari oleh penyairnya. Namun segala itu tentu dapat diketahui oleh pembacanya, termasuk oleh para peneliti. Dalam penelitian ini, buku puisi Ibu, Aku Minta Dibelikan Mushola karya Andy Sri Wahyudi menjadi sebuah objek untuk mengungkap sarana retorika (rhetorical devices). Sarana retorika dibagun penyair dalam puisi-puisinya, salah satunya melalui sarana retorika hiperbola, sarana retorika enumerasi. Sarana retorika menjadi sebuah alat puitik yang berupa muslihat pikiran penyair. Berdasarkan muslihat tersebut, penyair berusaha menarik perhatian, pikiran, hingga pembaca berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair dalam puisi-puisinya. Pada umumnya sarana retorika menimbulkan ketegangan puitik, karena pembaca harus memikirkan efek apa yang ditimbulkan dan dimaksudkan oleh penyairnya. Pembaca selanjutnya akan menangkap segala yang dimaksudkan penyair dalam efek-efek tertentu yang muncul, hingga akhirnya pesan yang ditawarkan penyairnya begitu rupa memberikan berbagai pintu interpretasi yang setiap saat siap dimasuki oleh para pembaca. Sarana retorika dalam buku puisi Ibu, Aku Minta Dibelikan Mushola karya Andy Sri Wahyudi ini selanjutnya diharapkan dapat memberi catatan awal dan atau selanjutnya dapat sedikit memberi sumbangan bahan kajian sastra (puisi), khususnya bagi peserta didik/mahasiswa.

Kata Kunci: Sarana Retorika, Puisi


Full Text: 208-218