Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING 2018

Font Size: 
PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN RESILIENSI REMAJA
Ulfa Danni Rosada, Amien Wahyudi, Siti Partini

Last modified: 2018-11-13

Abstract


Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa labil, masa pencarian jati diri seseorang ialah pada saat ia masih remaja, peralihan dari anak-anak ke arah dewasa juga merupakan masa yang cukup sulit bagi orang tua untuk mengontrol buah hatinya. Selain itu pula pada masa ini juga sering di sebut dengan stress and strom, suatu keadaan dimana pada masa remaja mereka dihadapkan pada perubahan-perubahan yang membuat mereka bingung. Kemampuan remaja bangkit dari trauma atau mampu menghadapi trauma tersebut merupakan bentuk kemampuan resiliensi yang dimiliki remaja. Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bertahan dan bangkit dari masalah yang menimpanya dengan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya dan melalui proses yang panjang. Untuk membantu menyelesaikan atau mengembangkan resiliensi individu banyak pihak yang dapat terlibat dalam pengembangan resiliensi tersebut diantaranya adalah guru. Kepribadian guru merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari peranan guru di sekolah maupun dilingkungan. Pengembangan resiliensi individu yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan cara memberikan layanan-layanan yang terkait dengan pengembangan potensi remaja atau siswa. Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan dengan memberikan layanan-layanan diantaranya adalah : (1) Layanan informasi, (2) Layanan bimbingan kelompok, (3) Layanan konseling individu atau konseling kelompok

Full Text: PDF