Font Size: 

Kanker terbanyak di Indonesia adalah kanker serviks. Kasus kanker serviks relatif tinggi karena minimnykesadaran untuk melakukan deteksi dini. Sebagian kasus ditemukan pada stadium lanjut dan menyebabkankematian. Pengendalian kanker serviks memerlukan peran aktif dari pihak pemerintah maupun masyarakat. DDesa Ngaru-aru, telah ditemukan beberapa kasus kanker serviks pada tahap kanker stadium dua dan tiga oleh BPMDesa Ngaru-aru. Kegiatan bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan kadekesehatan melalui upaya preventif promotif pengendalian kanker serviks. Metode pengabdian meliputi empattahapan yakni advokasi, seminar kanker serviks, tes IVA, dan monitoring evaluasi. Advokasi dilakukan kepadKepala Desa Ngaru-aru dan BPM Desa Ngaru-aru. Sasaran seminar kanker serviks adalah 100 kader kesehatan dDesa Ngaru-aru. Peningkatan pengetahuan mengenai kanker serviks ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilapre tes dan post tes pada 34% peserta. Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan dibuktikan dengan adanytes IVA oleh tim IVA Kabupaten Boyolali kepada 72 kader kesehatan. Hasil tes IVA terhadap 72 kader kesehatanadalah IVA negatif pada 45 kader dan IVA positif pada 27 kader. Monitoring terhadap kader dengan hasil IVApositif melalui BPM Desa Ngaru-aru dan tim IVA Kabupaten Boyolali. Bentuk monitoring adalah konsultaspersonal antara kader dengan BPM Desa Ngaru-aru mengenai tindak lanjut hasil IVA positif. Tindak lanjut hasiIVA positif dengan penerapan pola hidup bersih pada area kewanitaan dan penerapan pola hidup sehat denganmenghindari faktor resiko kanker serviks. Evaluasi tindak lanjut IVA positif dilakukan tiga bulan setelah tes IVAdengan adanya tes IVA ulang untuk memastikan efektivitas perubahan pola hidup bersih dan sehat.        Kata Kunci : kanker serviks, promotif, preventif, tes IVA