Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENGABDIAN 2017

Font Size: 
IbM KELOMPOK USAHA KECIL JAMUR TIRAM : UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN MANAJEMEN
I B K Sugirianta, A A N G Sapteka, I G Lanang Suta A

Last modified: 2017-11-02

Abstract


Jamur tiram merupakan salah satu bahan makanan yang mempunyai kandungan gizi yang baik maka banyak masyarakat yang senang mengkonsumsinya, sehingga usaha budidaya jamur tiram menjadi usahamenarik untuk dikembangkan. Jamur tiram akan tumbuh dengan baik pada suhu 22 - 28°C dan kelembaban 80 –90% RH. Daerah Indonesia umumnya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musimhujan berlangsung sekitar bulan November sampai April, curah hujan sangat tinggi, suhu udara relatif dingin,sekitar 24°-28°C pada siang hari dan 23°-26°C pada malam hari. Sedangkan musim kemarau umumnyaberlangsung sekitar bulan Mei sampai Oktober, pada musim ini suhu udara cenderung cukup panas, yaitu sekitar28°- 34°C pada siang hari dan sekitar 21°-25°C pada malam hari. Temperatur udara pada musim kemarau sianghari inilah yang jadi masalah bagi pembudidaya jamur tiram. Program IbM ini bertujuan untuk dapatmengkondisikan udara pada saat puncak musim kemarau agar dapat tetap terjaga pada kelembaban 80-90% dantemperatur 22-28 0 C. Metode yang dipakai adalah dengan memasang sistem pengkondisi udara yang terdiri darinozle pengkabutan dan exhaust fan. Nozle kabut berfungsi menyemburkan kabut untuk menaikkan kelembabandan menurunkan temperatur sementara exhaust fan berfungsi untuk membuang udara panas keluar kumbung.Kabut dihasilkan oleh 8 nozle yang mendapatkan suplai air dari pompa air 300 watt dengan tekanan minimal 3bar, operasi pompa diatur oleh sebuah mikrokontroller yang mendapatkan input dari sensor kelembaban dansuhu yang dipasang di dalam kumbung jamur. 
Kata Kunci: jamur tiram, kontrol, suhu, kelembaban

Full Text: PDF 321-326