Seminar Universitas PGRI Semarang, SEMINAR HASIL-HASIL PENELITIAN 2017

Font Size: 
MENGUKUR KEMAMPUAN DIVERGENT THINKING GURU PAUD DENGAN PROGRAM PARSCALE DI KOTA SEMARANG
Risky Setiawan

Last modified: 2017-11-03

Abstract


Kemampuan guru dewasa ini belum mencapai standar minimal kemampuan guru yang baik. Dibuktikan dengan peringkat HDI (Human Development Index) Indonesia yaitu 121 dari 186 Negara. Hal ini membuktikan bahwa kualitas para tenaga manusia khususnya tenaga pendidik di Indonesia masih sangat rendah. Kreativitas menjadi faktor utama dalam peningkatan kualitas pembelajaran di PAUD, sehingga guru yang kreatif akan dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan efektif. Kemampuan divergen adalah bagian dari structure of intelligence yang tidak terpisahkan dengan kemampuan kreativitas. Hal inilah yang menjadi dasar pentingnya pengukuran kemampuan divergen guru PAUD. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) mengembangkan alat ukur dalam melihat kemampuan divergen guru PAUD di Kota Semarang , 2) mengetahui tingkat kehandalan Instrumen Divergent Thinking dengan program Parscale, 3) mengukur kemampuan divergent thinking guru PAUD di Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah R&D (Riset dan Pengembangan) dengan tahapan: 1) tahap survey awal, 2) tahap pendefinisian, 3) tahap perancangan, 4) tahap peragaan, dan 5) tahap pengembangan. Subyek terdiri dari minimal 200 guru PAUD di Kota Semarang dengan pendekatan Item Response Theory teknik GPCM (Generalized Parcial Response Model) dengan menggunakan program Parscale for windows. Instrumen terdiri dari dua jenis yaitu: 1) instrumen Divergent Thinking yang terdiri dari verbal test dan figural tets, dan 2) instrumen nontes yaitu originality idea. Validasi instrumen praktis dilakukan dengan melibatkan empat judment dari pakar Psikologi dan Pengukuran. Sedang validasi empiris menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) konstruk instrumen asesmen Divergent Thinking guru PAUD terdiri dari 2 komponen (tes-divergent thinking dan nontes-originality idea), 2) karakteristik produk yang dikembangkan adalah; a) pada tiap instrumen: (1) instrumen divergent thinking: (a) unidimensi, (b) cocok dengan model GPCM, (c) estimasi TIF optimal pada theta 0,25; (2) instrumen originality idea: (a) unidimensi, (b) cocok dengan model 2PL dan 3PL, (c) estimasi TIF optimal pada theta 1,5; b) model yang dikembangkan identik dengan teori/Ho ditolak, c) efektivitas produk yang dikembangkan dengan hasil kategori sangat tinggi.
Kata Kunci: IRT, divergent, parscale

Full Text: PDF 797-807